Sabtu, 31 Oktober 2009

Naskah Drama







LUCKY ISNAENI
107051001855










PRESENT





Perjuangan Pemuda Untuk Masa Depan










Jakarta
2009




Tema

Pendidikan

Sinopsis

Pare adalah sebuah kota kecil bagian dari wilayah Kediri, Jawa Timur. Kota ini mempunyai daya tarik sendiri bagi kalangan pemuda-pemudi yang ingin mendalami ilmu tentang bahasa. Banyak pemuda-pemudi yang berdatangan untuk menimba ilmu di kampung Inggris (sebutan kota Pare). Sebagian besar dari mereka adalah para pelajar yang baru lulus SMA dan kaum cendikiawan dari berbagai universitas di Indonesia. Fata, seorang laki-laki muda (berumur 18 tahun) dengan menyandang sebuah ransel besar di punggungnya dan sebuah kotak box yang di genggam di tangan kanannya, tampak lemas ketika turun dari kereta dan memasuki komunitas baru di kampung Inggris. Yah.. benar, kampung Inggris, (Suara kecil yang terucap dari mulut Fata sambil membaca tulisan yang berada di gapura kampung tersebut “Selamat Datang di Kampung Inggris”). Kampung yang akan menjadi tempat singgah sekaligus tempat belajar untuk beberapa bulan ke depan.
Sangat senang sekali bagi Fata untuk berbagi cerita tentang kisahnya selama di kampung Inggris. Kisah ini Fata sebut dengan sebuah judul “Aku, Pentasku, dan Cita-Citaku”.











Para karakter pelaku:
Fata (seorang pemuda yang pandai bergaul, cerdas, tampan, dan suka membaca(pemeran utama)).
Acan (pemuda cerewet dan suka bercanda).
Siti (gadis cantik dan rada lugu).
Mide (peduli dan banyak akal).
Hasan (suka bercanda dan jujur).
Umam (pendiam, pemalu dan keras kepala).
Ismail (pemuda alim, lugu dan peduli terhadap teman)
Nisa (periang dan jail)
Oo (sangat pendiam dan serious girl)
Mr. Qomar (Direktur kursus bahasa Inggris)

Babak I
Fata
Acan, saya benar-benar terpesona dan tertegun setelah mengetahui dan hidup di kampung Inggris , apa lagi belajar kursus di The Better Course. Saya benar-benar senang belajar (kursus) di tempat ini. Sebutan kampung Inggris untuk kampung di Pare sungguh layak adanya. Buktinya, saya baru dua minggu di sini, bisa berbicara bahasa Inggris. Saya menjumpai pemuda-pumudi, baik di kafe, jalan, taman, bahkan di warteg banyak sekali yang berbicara menggunakan bahasa Inggris, “kata fata sambil berdecak kagum”..

Fata beranjak dari tempat duduknya, berdiri dan melangkah ke depan untuk mengambil secangkir kopi yang telah di pesannya.

Fata
Sangat mungkin sekali, para pemuda-pemudi banyak yang datang ke kampung Inggris. Ini pilihan yang sangat tepat. Satu bulan belajar di kampung Inggris sudah bisa bicara bahasa Inggris cas…cis…cus… (bukan sekedar kabar angin dan gossip isapan jempol lho…).

Fata terdiam dan membisu. Siti lewat di depan mereka sambil memberikan senyuman manis.

Acan
“Itu siti”, kata Acan. Hi… Siti… mau kemana, kesini bentar dunk…(sahut Acan).

Fata meminum kopi sambil melihat ke arah Siti. Ia berbisik “Acan, bagaimana pentas drama kita untuk minggu depan”, kata Fata.

Siti
Hi... juga, saya mau ke warung, Can. By the way bagimana dengan pentas drama kita buat minggu depan? Udah punya ide belum?, “kata Siti”.

Acan
“Lho… kita juga lagi mau membahas masalah pentas drama kelas kita buat minggu depan”, sahut Fata dan Acan bersamaan.

Seketika Siti tersenyum manis, ketika mendengar jawaban mereka secara bersamaan.

Fata
Bagaimana kalau besok selasa siang jam 10, habis belajar grammar kita berkumpul di aula sama temen-temen yang lain buat membahasa masalah ini.

Siti
“It’s Okay” kata Siti . The sooner, the better…

Babak II
Pada malam harinya, Acan dan Fata berbincang-bincang di dalam kamar sampai larut malam untuk membahas masalah konsep drama, topic dan siapa saja yang jadi pemain dalam pentas drama tersebut.

Keesokan hari pada hari selasa, Fata, Acan, Siti, dan teman-teman mengikuti belajar grammar. Jam sudah menunjukkan jam 10 siang. Belajarpun selesai tidak terasa.

Fata

Hi…guys, today we are going to discuss about our drama performance for next week on Saturday morning at meeting program, are you ready??? (Fata mencoba mengawali pembicaraan).

Hasan
That is right, Hasan membalas dengan logat jawa yang sangat kental.

Semua teman-teman tertawa terbahak-bahak, ketika mendengar jawaban dari Hasan. Ya… bicara Hasan yang sangat medok dengan logat jawanya, terdengar lucu dan unik ketika dia berbicara dalam bahasa Inggris.

Mide
Is there anyone have idea??? Mide melontarkan sebuah pertanyaan.

Fata
Guys…, saya punya ide. Semalam saya sudah berbincang-bincang dengan sahabat Acan untuk membahas masalah ini. Kita mempunyai ide pentas drama dengan tema “Hantu juga sekolah” dan kita juga sudah menentukan siapa-siapa yang berperan dalam drama ini, kata Fata dengan nada semangat. Do you agree??

Teman-teman
Okay… jawaban dari temen-teman dengan serempak.
Ismail
Fata…, peran apa saja yang kita butuhkan dalam darama ini?? Tanya Ismail.
Fata
Baik, dalam drama yang berjudul “Hantu juga sekolah” membutuhkan beberapa actor, yakni; kunti lanak, suster ngesod, hantu vampire, hantu pocong, hantu jin tomang, seorang kyai, seorang warga dan sepasang manusia yang sedang menjalin asmara.

Fata
“Siapa yang mau jadi hantu jin tomang, yang berperan sebagai seorang guru”, kata fata dengan nada rendah.

Ismail
Okay, saya mau…!!!!

Hasan
Karena waktu sudah mendekati sholat dzuhur dan tempat ini mau digunakan untuk sholat, bagaimana kalau sekarang Fata menentukan siapa saja yang dapat peran dalam pementasan drama untuk minggu depan. Ini semua kan ide dari Fata. Setuju tidak??

Teman-teman
(Seru teman-teman dengan kompak dan keras)
Setujuuuu….!!!!!!!!!!!!!

Fata
Baik sekarang meeting saya ambil sepenuhnya. Ucok, kamu berperan jadi seorang penduduk kampung. Bisa kan? Tanya Fata.

Ucok
Siap… pake hitam, siapa takut…., ha…ha…

Fata
Ussstt… jangan bercanda terus.
Baik, saya akan bacakan siapa saja yang dapat peran untuk drama minggu depan. Para aktornya, yakni:
Mide sebagai kunti lanak (murid).
Nisa sebagai suster ngesod (murid).
Hasan sebagai hantu vampire (murid).
Acan sebagai hantu tuyul (murid).
Umam sebagai kyai.
Oo sebagai pembaca teks drama.
Siti sebagai kekasih Fata.
Fata sebagai kekasih Siti.
Ada yang keberatan tidak??, tanya Fata.

Umam
Instruksi, saya keberatan menjadi kyai. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.

Fata
Relax saja, mam. Nanti malam kita kumpul dan sekalian latihan. Nasakah-naskah buat dialog sudah dibuat dan nanti malam saya bagikan.

Umam
(Terdiam… sambil tersenyum), Okay.

Fata
Sekarang kita sholat dzuhur dulu dan nanti malam jam 9 habis belajar speaking kita kumpul lagi buat latihan drama. Setuju??

Teman-teman
Setujuuuuu…(semua menjawab bebarengan sambil pulang menuju kamar masing-masing).
Waktu belajar speaking sudah selesai dan latihan pun berlalu selama satu jam. Mereka berlatih memerankan masing-masing peran yang sudah dibagi siang tadi. Fata mengambil nafas sejenak. Ia kembali duduk dan kemudian memandang teman-teman di sekeliling sambil tersenyum. Keadaan menjadi tenang tanpa suara.

Fata
(Ia memberi semangat kepada temen-temen)
Besok kita pentas drama dan saya harap teman-teman bisa datang tepat jam 7.30 sudah kumpul di meeting hall.

Teman-teman
Sip dah boss…!!!


Babak III
Fata terbangun sejenak. Ia mendengar suara adzan subuh berkumandang dari arah ruang meeting hall. Ia bangun dari tidurnya dan kemudian mengambil air wudlu dan sholat subuh berjama’ah. Ia tertidur sesaat sehabis sholat subuh. Ia bergegas langsung mandi ketika ia melihat jam, ternyata sudah jam 7.15. Ia teringat janji tadi malam bahwa jam 7.30 harus berkumpul di meeting hall.

Acara meeting hall sudah dimulai dan bagian resting dipersilahkan untuk bersiap-siap. Pembawa acara mempersilahkan kepada team resting untuk ke panggung. Keadaan menjadi gaduh dan suasana mulai ramai ketika pentas drama dimulai.

Oo
Well, my brothers and my sisters. Today we are going to nice agenda namely resting program. The title is the ghost go to school (hantu juga sekolah) and It will be presented by B two class.
Here we go…

Ismail
(Pak guru datang ke kelas dengan langkah kaki yang cepat. Kemudian duduk sejenak. Ia langsung mengabsen murid-murid).
Kunti lanak.

Mide
(sambil cekikikan layaknya kuntilanak beneran)
Hadir, Pak…, hii…hii..hii..

Ismail
“Ketawa anda kaya benar-benar kunti lanak”, tanya Pak guru.

Mide
Emang saya kunti lanak, hii…hii…hii..hii…

Ismail
Suster ngesod…

Nisa
Hadir, pak…

Ismail
(Ismail bertanya kepada suster ngesod)
Anda lamban sekali kalo berjalan…

Nisa
Namanya juga suster ngesod, Pak… (sahutnya)

Ismail
Hantu vampire…

Hasan
(sambil mengayunkan tangan bagaikan vampire beneran)
Saya, Pak…
Ismail
Hantu tuyul …

Acan
(dengan gaya dan tingkah laku seperti anak-anak yang sedang minum susu)
Tayaaa, Pak…

Ismail
(Pak guru menggeleng-gelengkan kepalanya)
Saya heran, jumlah semua murid kelas ini ada dua puluh tiga, tapi setiap hari yang hadir cuman empat murid terus…

Lima belas menit kemudian, kegiatan belajar-mengajar di sekolah hantu pun sudah selesai. Dan murid-murid pulang menuju ke rumah kuburan masing-masing.

Di waktu perjalanan menuju ke rumah, hantu kuntilanak melihat seorang pemuda yang tamapak gelisah, cemas dan seolah-olah menunggu seseorang yang tidak kunjung datang-datang. Ia pun memandangi jam yang ada dipergelangan tangannya sambil mondar-mandir dan kemudian ia menunduk dengan kedua tangan menutup wajah .

Fata
(masih dalam posisi mondar-mandir dan menunduk dengan kedua tangan menutup wajah)
Where is my honey?? It’s so long time to wait.

Tidak lama kemudian, akhirnya seseorang (kekasihnya) yang ditunggu-tunggu datang juga. Tapi ada yang aneh pada diri Fata ketika Siti datang dan menyapanya. Ia seolah-olah menggendong seorang anak bayi kecil yang ditimang-timang dengan kedua tangannya.

Siti
(Siti melangkah menuju Fata yang terlihat aneh)
Maaf sayang, saya telat… jadi membuat yayang Fata menunggu lama sendiri di sini (di dekat kuburan).

Fata
(diem tanpa kata dan hanya memandang Siti dengan matanya yang tajam)

Siti
“Yayang marah yah… ko diem saja…”
“Saya kan sudah minta maaf…”, tanyanya lagi.

Fata
(masih tetap diem. Tapi aneh, ia mengayun-ayunkan keduatangannya)

Siti
(sambil menarik bahu Fata dari samping)
Sayang….!!!
Saya minta maaf…

Fata menatap muka Siti sejenak. Ia kembali lagi mengayunkan kedua tangannya. Keadaan pun menjadi tambah hening. Lama ia tidak bersuara. Tapi kali ini suaranya sayup-sayup. Kedua tangannya masih diayunkan.

Fata
(tiba-tiba terdengar dari mulut Fata kata-kata yang aneh)
Mina bobo… bobo… anaku sayang…

Siti
(Siti bertanya dengan suara rada panik dan ketakuatan)
Sayang…, sayang…, sayang…, kenapa??
Di sini tidak ada sapa-sapa selain kita berdua.

Fata
Diammm…!!
Nanti anakku bangun…

Siti pun makin panik dan curiga dengan sikap pacarnya. Ia sadar, mungkin pacarnya sedang kesurupan oleh roh halus atau hantu penghuni kuburan.

Siti
(Siti terdiam sejenak. Berdiri dan berteriaik minta tolong)
Tolong… tolonggg… tolonggg…!!!!

Tidak lama kemudian, datang seorang penduduk kampung. Kemudain ia menghampirinya.

Ucok
Ada apa, neng?? Ko teriak-teriak, kaya ada maling saja…

Siti mengatur nafas sejenak. Kemudian ia menceritakan semua kejadian dari awal hingga pacarnya bersikap aneh. Ia menunduk dengan kedua tangan menutup wajah. Kedua matanya kelihatan basah.

Ucok
Oo.. begitu. Ayo sekarang kita bawa pacar neng ke tempat Pak kyai Umam. Rumahnya dekat dari seni. Sekitar 200 meter. (ajak Ucok)

Siti
(Siti diam sebentar, menghapus air mata yang menetes di pipinya. Berdiri lalu bergerak menuju rumah Pak kyai)
Ayo…Pak..

Sesampai di rumah Pak kyai. Siti menceritkan kejadian yang menimpa pacarnya dari awal pertemuan mereka hingga pacarnya bersikap aneh.

Umam
Saya mengerti…
Silahkan, airnya diminum….!!!

Siti dan Ucok
Terima kasih, Pak kyai…

Pak kyai melangkah ke kamarnya. Ia mengambil segelas air putih yang sudah dibacakan dengan ayat-ayat suci al-Qur’an. Ia kembali duduk bersama tamunya. Kemudian ia memandangi Fatah.

Umam
Silahkan, nak Fata airnya diminum…

Fata
(Fata memandang Kyai Umam. Ia menjerit ketika Siti memakasanya untuk meminum air putih dari Kyai Umam. Kemudian ia melontarkan kata-kata…)
Siapa kamu…??
Jangan ganggu saya...!!(ruh jahat yang berada dalam tubuh Fata berkata-kata)

Umam
(sambil memegang tangan dan kepala Fata. Ia membaca ayat-ayat suci al-Qur’an yang di dengarkan di dekat telinga Fata).
Saya Kyai Umam…
Anda siapa?? Tolong keluar dari tubuh nak Fata. Ia tidak bersalah. Ia tidak tahu apa-apa.

Fata
(Fata menjerit, meronta, dan berkata-kata tidak jelas. Tubuhnya bergerak ke kanan dan kiri. Matanya melotot menghadap Kyai Umam).
Saya hantu kuntilanak.
Saya tadi melihat anak muda ini sedang sendiri dan melamun. Saya dekati dia. Kemudain saya masuki jasad dia.

Umam
Baiklah…
Wahai… hantu kuntilanak. Atas nama asma Allah, keluar kamu dari tubuh nak Fata…!!!!
Siti dan Ucok
(Ucok hanya terdiam dan membisu menyaksikan kejadian yang ada di depan mata. Sedangkan Siti terdiam, menghapus air mata yang menetes di pipinya).

Fata
(Fata menjerit. Ia seperti kesakitan. Tubuhnya tegang. Matanya melotot. Ia melihat langit-langit rumah).
Ahhhhhhhhh…..!!! (jeritan terdengar dari mulut Fata)

Fata tergeletak lemas tidak sadarkan diri di atas lantai. Siti, Ucok dan Kyai Umam terdiam sesaat. Keadaan menjadi hening. Kemudian Siti memandangi Fata sambil memanggil-manggil nama Fata. Tidak lama kemudian, Fata tersadar dari pingsannya.

Fata
(dengan mata sayup-sayup Fata memandangi sekelilingnya. Ia masih terasa lemas. Ia kaget dan keheranan ketika mendapati banyak orang disekelilingnya. Ia masih ingat betul kalau ia sedang menunggu kekasihnya (Siti) di dekat kuburan, sendirian tanpa ada orang lain. Dengan rasa penasaran ia bertanya kepada kekasihnya).
Sekarang saya lagi dimana, Sayang??

Siti
Ini rumah Kyai Umam.

Kemudian Siti menceritakan kejadian yang menimpa kekasihnya, yang tidak lain adalah Fata.

Fata
(Fata melihat kedua orang yang duduk di depannya. Orang itu, tidak lain adalah orang yang menolongnya (Kyai Umam dan Ucok). Kemudian ia mengucapkan terimakasih kepada keduanya)
Terimakasih Kyai sudah menolong saya dan terimakasih juga Pak Ucok yang sudah membantu.

Umam dan Ucok
Sama-sama nak Fata.

Fata dan Siti
(keduanya mohon pamit pulang kepada Kyai Umam dan Pak Ucok sambil bersalaman)
Pak, kami mohon pamit…

Umam dan Ucok
(sambil memberikan senyuman, mereka mempersilahkan pulang)
Baiklah…
Hati-hati di jalan, nak Fata dan nak Siti…

Fata dan Siti
Yaa…pak…
Wassalamu’alaikum…..

Umam dan Ucok
Wa’alaikum salam…..


That’s all, for our performance from B two Class. Thank a lot for your nice attention. Semua pemain dalam drama berdiri. Kemudian semua teman-teman kelas yang lain memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada mereka. Kami pun berjalan keluar panggung.

Babak IV
Di tengah malam, Fata sendiri, sepi menghampiri dirinya. Ia berfikir sejenak. Waktu begitu cepat, ia sudah memasuki bulan kedua belajar bahasa Inggris di kampung Inggris (Pare). Ujian untuk anak kelas B sudah dilaksanakan satu minggu yang lalu. Besok… yah… besok adalah waktunya pembagian sertifikat bagi anak kelas B. Perangkat pesta seperti layaknya sebuah acara perpisahan di sekolah-sekolah elit pun telah dibikin sedemikian bagus oleh panitia perpisahan. Kursi, panggung, soundsistem memenuhi halaman asrama tempat Fata tinggal.

Pagi jam 8 acara perpisahan dimulai. Pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an menjadi awal pembukaan pada acara kami. Anak-anak kelas lain duduk di tempat yang sudah di sediakan oleh panitia. Keadaan menjadi hening ketika Mr. Qomar berdiri, membawa secarik kertas pengumuan kelulusan. Kemudian ia berjalan menuju panggung.

Keadaan kembali hening. Mr. Qomar terdiam sesaat dan mengatur nafas untuk mengumumkan hasil evaluasi belajar. Keadaan menjadi ramai, karena semua murid-murid bersorak, berteriak kegirangan ketika Mr. Qomar memanggil nama Fata sebagai The Best Student.

Mr. Qomar
Well, my beloved students. Let me call the best student from B Class. He was born in Cilacap. To Fata please come forward……!!!!

Teman-teman
(Semua betepuk tangan dan bersorak… Fata… Fata…Fata…)

Fata
(dengan perasaan bahagia dan bercampur rasa tidak percaya. Fata tersenyum. Ia berjalan menuju panggung dan berjabat tangan dengan Mr. Qomar)

Mr. Qomar
Congratulation Fata…

Fata
Thank you, Mr. Qomar…

Fata kembali ke tempat duduk. Teman-temannya mengucapakan selamat kepadanya.
Fata
(ini adalah awal langkahku untuk menuju berhasilan yang lebih besar. Ia sudah mantap, ia sudah putuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dan…)

* * *
SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar